Senin, 06 Desember 2010

Analisis Vegetasi Bagian 1-2


TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN

MAKALAH
ANALISIS VEGETASI BAGIAN (1-2)


UNMUH1.BMP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK X
RISKY RIDHO UTOMO      (09330008)
AHYAR                                  (09330011)
RATNA AYU MAYURI        (09330027)
YULI FATMAWATI             (09330051)



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010








KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat serta inayahnya atas selesainya makalah kelompok kami yang berjudul “Analisis Vegetasi Bagian 1”. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami juga berterimakasih kepada Husamah S.Pd  atas sedikit banyak panduannya kepada kita semua.
Sesuai judul di atas, kelompok kami akan menyampaikan sedikit banyak tentang analisis vegetasi menggunakan metode luas minimum dan metode garis dan titik. Metode tersebut digunakan untuk menghitung jumlah vegetasi yang terdapat di dalam lingkungan tertentu. Terdapat sedikit perbedaan mengenai penggunaan kedua metode tersebut baik dari segi alat, tempat serta tujuannya.
Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari unsure kesempurnaan dan segala kesempurnaan itu hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Maka dari itu kami mohon saran demi terciptanya suatu keteraturan. Harapan kami dari dibuatnya makalah ini semoga dapat berguna bagi kita semua yang akan mengadakan praktikum lapang.




PENYUSUN
1 Desember 2010





DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………........3
1.2  Tujuan…………………………………………………………………….....5
1.3  RumusanMasalah………………………………………………………….....5
BAB II PEMBAHASAN
1.1  Analisis Vegetasi…………………………………………………………......6
1.2  Metode Kurva Luas Minimum……………………………………………......6
1.2.1        Pengertian Luas Minimum………...………………………..…….....6
1.2.2        Alat yang Digunakan……………………………………………......7
1.2.3        Cara Kerja………………………………………………………....7
a.       Menentukan Luas Minimum……………...……………………........8
b.      Menentukan Jumlah Minimum………………………………….........9
1.3  Metode Titik dan Garis………………………………………………….......11
1.3.1        Pengertian Metode Titik dan Garis…………………....………........11
a.       Metode Garis……………………………………………………..11
b.      Metode Titik……………………………………………………....12
1.3.2        Alat yang Digunakan……………………………………………....13
1.3.3        Cara Kerja………………………………………………………..14
a.       Metode Garis....…………………………………………………..14
b.      Metode Titik………………………………………………..……..15
BAB III PENUTUP
            KESIMPULAN………………………………………………………………....16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...17




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersamaan pada suatu. dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara individu penyusun vegatasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam  mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Sagala, E.H.P, 1997).
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983). Komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. di samping itu analisis vegetasi merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur tumbuhan.
                Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam3      kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan   membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda; (2)  menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).
Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak  (Metode berpasangan acak, Titik pusat kwadran,  Metode titik sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich) (Kusuma, 1997).
Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller Dombois dan E1lenberg, (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu. Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan. Variasi dalam  releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh  releve vegetasi dalam bentuk model geometrik yang sedemikian rupa sehingga  releve yang paling serupa mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan mempunyai posisi yang saling berdekatan, sedangkan  releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor lingkungan.Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut.
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan  vegetasi, iklim dan tanah berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Anonim. 2009).

1.1  Tujuan
1.      Mahasiswa dapat memahami dalam membuat kurva luas minimum
2.      Mahasiswa dapat memahami metode titik dan garis

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara membuat luas minimum?
2.      Bagaimana cara pengaplikasian metoe garis dan titik?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Vegetasi
            Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983).
            Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut (Sagala,  E.H.P,  1997).
            Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum (Odum, 1998).

2.2 Metode Kurva Luas Minimum
2.2.1 Pengertian Luas Minimum
            Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
   Metode luas minimum dilakukan dengan cara menentukan luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil dan didalamnya terdapat berbagai jenis vegetasi tumbuhan. Syarat untuk pengambilan contoh haruslah representative bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi. Dengan kata lain peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan-keadaan individu dalam  populasi.
            Setelah luas minimum diketahui dan telah ditentukan, dari situlah jumlah minimum  dapat ditentukan. Jumlah minimum merupakan jumlah terkecil spesies yang terdapat dalam vegetasi.  Banyak atau sedikitnya jumlah spesies dalam vegetasi ditentukan oleh beerapa factor, yaitu:
o   Iklim
Iklim merupakan factor terpenting yang menyebabkan keragaman tumbuhan dalam suatu daerah karena masing masing tumbuhan mempunyai iklim dan habitat tertentu.
o   Keragaman habitat
Dengan  beragamnya habitat otomatis akan menyebabkan keragaman spesies tumbuhan yang membuat persaingan dan kompetisi meningkat.
o   Ukuran
Daerah yang luas akan dapat menampung jumlah individu / spesies yang banyak pula. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan anatar luas dan keberagaman spesies secara kuantitatif.

2.2.2 Alat yang Digunakan
  • Tali rafiah dan meteran
  • Hand tally counter
  • Patok kayu atau besi
  • Alat tulis dan label gantung

2.2.3 Cara Kerja
A. Menentukan Luas Minimum
a)      Membuat suatu bujur sangkar dilapangan (suatu komunitas) rumput (25x25) cm2 , kemudian mencatat semua jenis tumbuhan yang berbeda dalam kuadrat tersebut.
b)      Apabila seluruh jenis tumbuhan sudah tercatat, memperluas kuadrat tadi menjadi dua kali semula, yaitu menjadi (25x50) cm2. Mencatat kembali penambahan jenis tumbuhan pada ukuran yang telah diperlusa tadi.
c)      Melakukan penambahan luas dengan cara yang sama, yaitu dua kali asalnya; (50x50), (50x100), (100x100)..... dan seterusnya sehingga tidak terjadi lagi penambahan jenis tumbuhan baru, atau minimal sebanyak 10 kali perbesaran plot. Lihat gambar 3.1 untuk metode ini.
d)     Melakukan hal seperti 1-3, tetapi bentuk kuadrat berupa lingkaran,memulai dengan ukuran kecil, misalnya m2 .

Pengamatan dicatat dalam tabel :
LUAS MINIMUM                       Bentuk : Segi empat/lingkaran
No. Plot
Luas (m2)
Nama spesies

Jumlah komulatif spesies
















e)      Membandingkan hasil dari kedua cara penentuan tadi, bentuk persegi empat dengan bentuk lingkaran.
Untuk mendapatkan luas minimum, susunlah suatu grafik dari data yang diperoleh. Perlu memahami bahwa : Luas minimum berada

a)      pada saat garis mulai mendatar, atau kalau ada penambahan, jumlah jenis tidak melebihi 10%.
Contoh grafik luas plot terhadap jumlah jenis


            B. Menentukan Jumlah Minimum
a)    Menyebarkan secara acak tiga kuadrat berukuran 1x1m, mencatat jumlah dari ketiga kuadrat tadi.
b)   Kemudian menyebarkan lagi tiga kuadrat berikutnya dengan ukuran tetap, masing-masing 1 m2, dan mencatat kembali jumlah jenis tumbuhannya.
c)    Melakukan hal yang sama berkali-kali sampai misal 10x pengamatan masing-masing membuat 3 kuadrat.



Gambar 7.1 Gambar penambahan luas plot untuk menentukan luas minimum
Mencatat datanya pada tabel berikut :
JUMLAH MINIMUM
Jenis Tumbuhan
Seri tiga kuadrat ukuran 1x1 m























a)      Kemudian susunlah, seri dari tiga kuadrat tadi, berdasarkan jumlah jenis dari jumlah sedikit ke jumlah yang banyak tanpa memperhatikan mana yang lebih dulu diambil.
b)      Kemudian membuat grafik. Dari grafik ini dapat ditentukan berapa jumlah percontoh yang diperlukan untuk menganalisis vegetasi tersebut. Dengan ukuran 1x1m. Hal ini dinyatakan pada saat garis mendatar, atau pertambahan jumlah enis tidak lebih dari 10%. Misalnya pada grafik terlihat pendataran dimulai pada angka 5 dengan jumlah jenis 16. Ini berarti diperlukan minimal sejumlah 5x3 = 15 percontoh dengan ukuran 1x1m untuk menganalisis vegetasi ditempat tersebut.

2.3 Metode Titik dan Garis
2.3.1 Pengertian
  1. Metode garis
            Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Whittaker, RH. 1974.).
            Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m (Greig-Smith, P. 1983).
            Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan d apat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Purwaningsih, dan R. Yusuf. 2005).

Sama halnya dengan metode kuadrat dalam menganalisis vegetasi mengunakan metode garis juga membutuhkan rumus-rumus perhitungan, antara lain :
Ø  K absolute  
Ø  D absolute  
Ø  F absolute  
Ø  K relative   
Ø  D relative   
Ø  F relative   

  1.   Metode titik
            Metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini variable-variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi. Metode ini sering dipakai untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Metode ini juga merupakan  suatu metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupa titik. Dalam metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini tedapat variable-variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi (Anonim. 2010).

System analisis
Titik-titik yang telah dibuat dan disebarkan secara acak atau sistematis merupakan pusat-pusat dari suaatu daerah pengamatan secara abstrak menjadi empat sector pengamatan sesuai dengan arah mata  angin. Empat sektor tersebut antar lain :
o   Daerah I             : dibatasi oleh arah Barat-Utara
o   Daerah II            : dibatasi oleh arah Utara-Timur
o   Daerah III           : dibatasi oleh arah Timur-Selatan
o   Daerah IV           : dibatasi oleh arah Selatan-Barat                                                      
                     Dalam menganalisis mengunakan metode ini juga mengunakan rumus-rumus untuk menganalisisnya, antara lain :
Ø  K absolute (X)                  
Ø  Kr (X)                                 X 100%
Ø  D absolute (X)                  
Ø  Dr (X)                                 x 100%
Ø  F absolute (X)          
Ø  Fr (X )                              
Ø  Jarak pohon rata-rata (d)  
2.3.2 Alat yang Digunakan
  1. Metode garis
    • Tali rafiah dan meteran
    • Hand tally counter
    • Patok kayu atau besi
b.     Metode titik
    • Tali rafiah dan meteran
    • Hand tally counter
    • Patok kayu atau besi

2.3.3 Cara Kerja
1.      Metode garis
a)     Menyebarkan 10 garis, masing-masing sepanjang 1m, bisa secara acak atau sistematis.
b)   Pada setiap garis, analisis vegetasinya berdasarkan variabel-variabel kerapatan,      kerimbunan, dan frekuensi. Mencatat data dalam tabel.
c)    Kemudian menghitung harga-harga relatifnya dari setiap variabel tadi.
d)    Setelah itu melakukan penghitungan harga nilai penting untuk setiap jenis/ spesies yang didapat.
e)     Akhirnya menyusun jenis-jenis tumbuhan itu berdasarkan harga nilai penting terkecil.
f)     Dan memberi nama bentuk vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan nilai penting terbesar.

Tabel kerapatan dan kerimbunan tiap plot
Metoda : Kuadrat/Garis
No
Jenis Tumbuhan
    1
    2
    3
   4
   5
   6
   7
Kp kb
Kp kb
Kp kb
Kp kb
Kp kb
Kp kb
Kp kb













































1.      Metode titik
a)      Membuat 10 titik yang masing-masing titik berjarak 10 cm pada seutas tali rafia
b)      Menancapkan kawat atau lidi pada setiap titik dan menebar tali raffia tersebut secara acak atau sistematis
c)      Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi pada setiap tumbuhan yang mengenai setiap kawat atau lidi tersebut
d)     Melakukan 10 kali pengamatan, sehingga akan diperoleh 10 seri titik
e)     Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap tumbuhan
f)      Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan
g)     Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan  bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas
h)   Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies yang memiliki nilai penting terbesar.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983).
            Pada proses analisis vegetasi dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan metode kurva luas minimum dan metode garis dan titik. Kedua metode tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam proses analisis vegetasi.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Analisis Vegetasi. Http://cheabiofkip.blogspot.com/2009/03/analisis vegetasiluas-minimum.html. Diakses tanggal 5 Desember 2010.
Anonim. 2010. Analisis Vegetasi. Http://biologicallytested. wordpress. com/ 2010/ 07/ 18 /analisia-vegetasi-dasar-dasar. Diakses tanggal 5 Desember 2010
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology,  Studies in Ecology. Volume 9. Oxford: Blackwell Scientific Publications.
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. IPB Press. Bogor.
Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. New York: John Wiley & Sons.
Odum, P. E. 1998. Dasar-Dasar  Ekologi. Terjemahan  Ir. Thahjono Samingan, M.Sc. Cet. 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwaningsih, dan R. Yusuf. 2005. Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi Hutan di Kawasan Pakuli, Taman Nasional Lore Lindu. Sulawesi Tengah. Biodiversitas 6 (2): 123-128.
Sagala, E.H.P, 1997. Analisa  Vegetasi  Hutan  Sibayak  II  pada  Taman  Hutan Rakyat  Bukit  Barisan  Sumatera  Utara.  Skripsi  Sarjana  Biologi                 (Tidak dipublikasi) Medan: FMIPA USU.
Whittaker, RH. 1974. Climaxconcepts Andrecognition. In R Knapp (Ed.), Vegetation Dynamics. Handbook of vegetation science vol. 8: 139-154. W. Junk Publishers, The Hague.